Web search


Sunday, December 5, 2010

TDA event.-Bisnis Online by Mr Rosihan SAQINA.com

Alhamdulillah hari sabtu, 4 desember 2010 kemaren, KMM Junction berkesempatan hadir dalam acara talk show Bisnis Online yang digawangi TDA Jaksel. Pembicaranya Pak Rosihan dari www.saqina.com. Acaranya rame yg hadir sekitar 130-an orang. Materinya padat berisi, berikut field report acaranya:
Hehehe...om Heydar, om Lutfi dan om Omar lagi panas tuh..jeearrggg pokoke gue juga bisa....(dalam hati)
Selesai acara seperti biasa member TDA pada narsis hehehehe..ada pak Rony juga tuh ditengah2

Jiyaaaa....Uda Ical di shoot pas banget posisinya....


Ini dia pak Rosihan, master ritel dan bisnis online....materinya top banget...Bisnis Online = Bisnis Offline butuh operational excellence dari mulai outsourcing sampe marketing...kalo bisnis anda belum begitu ehemmmm artinya harus lebih serius lagi membangun bisnisnya....setuju bos
ehehehehe..ehe..ehe...lagi nanya malah di shoot yah lumayan kan...hahahaha

Mudah2an acara ini bisa membawa banyak masukan buat bisnis member TDA Tangerang wabil khusus KMM Junction...bukan nggak mungkin ke depan kita juga bisa bikin event seperti ini, Insya Alloh

Best Regards
-Omar-

Think BIG and Kick Ass! (really kicking ass article)...

BILL ZANKER
(pendiri The Learning Annex)

Pada bukunya yang berjudul “think big and kick ash” yang ia susun bersama orang yang memilikinotak bisnis paling ulung sedunia,yaitu Donald trump, terdapat sedikit kisah yang menceritakan keberhasilan seorang Bill zanker dalam mendirikan bisnisnya yaitu The Learning Annex.dalam pendahuluannya yang berjudul “Dari kecil menjadi Besar”.

The Learning Annex dulunya adalah perusahaan kecil sampai saya bertemu Donald trump. Perusahaan ini menjadi besar karena keberhasilan saya dalam mengamalkan sikap menghajar Trump. Sekitar dua puluh tahun silam, yang mengambil kursus film di The New School di New York, saya membutuhkan uang untuk hidup. Jadi pada tahun 1979, pada usia dua puluh enam tahun, saya mengambil uang $ 5,000 dari bar mitzvah saya dan saya pakai sebagi modal untuk mendirikan The Learning Annex. Awalnya saya menganggapnya sebagai sekolah informalbagi instruktur film berpengalaman untuk berbagi pengetahuan mereka dengan membuat film yang penuh inspirasi. Tapi pacar saya ketika itu, seorang guru kerajinan tembikar, meyakinkan saya untuk mengembangkan kurikulum dan mendirikan sekolah yang menawarkan cara belajar yang berbeda, dimana orang dapat memperoleh pendidikan kilat tentang hal-hal yang tidak dapat mereka pelajari di tempat lain. Maka lahirlah The Learning Annex.

Pada hari-hari tersebut saat sekolah baru berdiri, saya memakai kostim badut dan berdiri di jalan manhattan dan menyebarkan catalog untuk kursus tersebut. Saya meminta orang-orang menelpon nomor yang tertera dan mengatakan bahwa si badutlah yang menyuruh mereka untuk mendaftarkan diri dan menghemat lima dolar untuk mengahdiri kelas. Lalu saya akan lari menuju kantor untuk menjawab telepon yang masuk. Saya bergembira menerima telepon dari banyak orang yang mengatakan bahwa ada seorang badut baik yang menyinggung soal diskon kursus.saya mendaftarkan setiap siswa untuk ikut les dan mengirim surat konfirmasi kelas. Bila ada yang menelpon, saya akan mencari guru baru untuk mengajar. Perusahaan saya terdiri dari satu orang dan saya menjalankannya dari studio apartemen saya yang sewanya $ 325 per bulan di upper West Side Manhattan.

Karier film saya tidak berkembang, tidak seperti The Learning Annex, bisnis saya yang saya cintai. Saya menyadari saya terlahir sebagai seorang promoter dan saya menemukan gairah saya.

Saya mengubah seluruh konsep pendidikan lanjutan saya dengan apa yang saya namakan “ edu-tainment”. Segala sesuatu berjalan cepat dewasa ini. Tidak ada waktu untuk pendidikan. MTV dan internet menciptakan sebuah generasi yang menginginkan semuanya berjalan serba cepat dan menghibur. Saya memutuskan untuk menghadirkan orang tenar dan selebritiuntuk mengajar di kursus saya. Saya berkeinginan agar guru-guru saya berkepribadian besar, dan lebih besar dari pada kehidupan.

Ketika kami mendatangkan nama-nama tenar sebagai tim pengajar, jumlah siswa membumbung tinggi, kemudian semakin banyak tokoh terkenal yang mau mengajar. Sarah esica parker, Herrison ford, Richard simpson, Henry Kissinger, P.diddy, Suze orman, Barbara bush, Larry king, Desmon tutu, renee zellweger, deepak chopra, dan Ruddy Giuliani telah mengharumkan The Learning Annex.disamping ratusan pengajar lainnya.

Bagaimana saya menarik para bintang ini? Barhubung saya tidakpunya banyak uang, saya menarik para selebriti ini dengan cara unik. Saya akan bilang “ Anda sudah berhasil, kenapa anda tidak menyalurkanya kepada masyarakat?” saya teringat dengan bintang terkenal Harvey Weinstein. Ia tipe yang sulit untuk dibujuk. Saya berulang kali merengek padanya, “Anda dapat menyisihkan waktu satu jam untuk siswa Learning Annex, sekedar untuk beramal.” Akhirnya ia bersedia , dan masukannya seputar cara menembus Hollywood luar biasa, dan malaha in=a berbicara dalam beberapa jam. Begitu juga dengan produser rekaman legendaris Clive david, ia tidak hanya mendengar rekaman suara siswa, ia mengontrak seorang siswa ketika kelas sedang berlangsung. Bagi sebagian tokoh besar, uang tidak seberapa penting.

Kecuali bagi Donald Trump. Ia bahkan tidak bersedia menerima telepon saya. Suatu hari saya menelpon kantornya dan berbicara kepada sekretarisnya, Norma. Saya tahu bahwa saya tidak akan mendapatkan perhatian trumpdengan cara saya yang biasa. Ia bahkan tidak mau berbicara dengan saya. Jadi saya harus melakukan sesuatu yang berbeda untuk mendapatkan perhatiannya. Saya memutuskan memancingnya dengan uang. Cara ini memang tidak lazim saya lakukan, tetapi saya harus melakukanya. Kemudian saya menelpon Norma lagi. Saya menawarkan dengan harga yang tinggi bagi saya $ 10,000. sekretaris trump menukas, “hanya segitu ?” lalu menyikapi tawaran saya seperti sebotol miniman Chianti murah. Dengan ketus ia mengatakan “ saya rasa tidak” kemudian ia meletakkan teleponnya.

Beberapa hari kemudian, dengan memberikan diri , tidak mau mundur, saya kembali menelpon Norma dan berkata “ saya akan membayar Donald trump dengan harga $ 20,000”. Jawab Norma “ Tidak, dia tidak tertarik”. Saya tertegun. Setelah itu saya menyadari bahwa saya hanya berani mengambil langkah aman. Seminggu kemudian saya mengambil resiko besar. Saya menawar dengan harga besar, yaitu $ 100,000.ini jumlah terbesar yang pernah saya tawarkan kepada seorang pembicara, namun Norma tidak bergeming, dan dengan tanpa ragu mengatakan “ Tidak, Trum tetap tidak mau.”

Saya duduk tertegun, kemudian tanpa berpikir apa yang akan terjadi padaku, saya menelpon Norma lagi dan menawarkan dengan harga $ 1000,000. Ini memanggila, karena perusahaan saya saja setiap tahunnya hanya menghasilkan $ 5.5 juta. Saat saya menelpon Norma, ia menjawab “ Ini sangat menarik, saya akan bicarakan dengan Donald mengenai ini”.kemudian saya meletakkan telepon saya dan kemudian masuk ke kamar mandi dan langsung muntah. Pikiran saya melesat, jantungku berddegup sangat kencang. Apa yang baru saya lakukan? Jika ini tidak berhasil, saya akan kehilangan segalanya. Dalam satu menit saya berada pada level yang baru dalam kehidupan saya. Rasanya sangat tidak nyaman, tapi juga menyenangkan! Apa yang baru saya lakukan memang gila,tapi rasanya hebat.

Dalam waktu kurang dari satu jam Donald menelpon balik. Saya tidak percaya kalau say benar-benar sedang berbicara dengan Donald. Mungkin ini adalah teman saya yang ngerjain saya. Tapi ini memang Donald. Ia bilang “ Bill, saya menyukai The Learning Annex, dan anda baru saja memberikan tawaran yang sangat bagus ke saya. Saya ingin tahu, berapa orang yang akan anda datangkan untuk acara ini?” hingga saat ini sebagian besar kelas kami dihadiri 500 sampai 700 peserta. Kelas yang paling besar adalah kelas fisika. Belum ada lagi kelas yang jumlahnya lebih besar, jadi saya menjawab “ saya akan mendatangkan 1000 orang”. Dalam hati saya mengatakan peserta 1000 orang adalah jumlah yang sangat besar. Trump mendengus,” saya bersedia datang jika anda berjanji mendatangkan 10.000 orang.”

Sepuluh ribu orang ! saya belum pernah membayangkan mendatangkan peserta sebanyak itu, bahkan dalam mimpi saya sekalipun. Tapi dengan tegas saya mengatakan “ baik, saya akan mendatangkan peserta sebanyak sepuluh ribu orang, tidak masalah.” Trump berujar “ bagus, pengacara saya akan mengirim kontraknya”. Begitulah kesepakatan tercapai. Dengan kata “baik”. Saya memutuskan untuk membuat komitmen yang besar, lebih besar dari kehidupan saya sebelumnya. Momentum itu mengubah kehidupan saya. Donald Trump membaea saya ke level yang lebih tinggi. Saya berpikir dalam skala yang jauh lebih besar. Saya harus mendatangkan 10.000 peserta. Dan coba tebak. Semua orang ingin belajar dari Donald, dan pendaftaran mulai masuk.

Itulah hal ikhwal The Learning Annex Wealth Expo. Ternyata saya mendatangkan lebih dari 10.000 orang. Labih dari 31.500 orang menghadiri The Learning Annex Wealth Expo kami yang pertama kali diadakan pada tahun 2004. Jumlah kehadiran yang luar biasa.dan karenany, mudah saja bagi saya menggaji trump dengan harga $ 1jt. Dari awal Trump mengetahui bahwa saya akan berhasil. Saya berterima kasih kepadanya karena telah mengubah cara berpikir saya. Pengalaman ini membuktikan bahwa jika anda berpikir besar, hal-hal besar akan menghampiri anda. Perusahaan saya tumbuh lebih dari 400% setaahun sejak saya berkenalan dengan Donald trump. Dulu perusahaan saya hanya menghasilkan $ 5.5 juta per tahun, tapi sekarang perusahaan saya dapat menghasilkan $ 102 juta per tahun. The Learning Annex terpilih sebagai perusahaan dengan pertumbuhan tercepat secara berturut-turut selama dua tahun oleh majalah Inc Semua ini karena saya mempelajari prinsip berpikir BESAR dan hajar, yang ada dalam buku Think Big And Kick Ass.

Bekerja dengan Donald Trump memang mengubah cara berpikir saya. Saya sudah pernah mendengar ungkapan berpikir besar, tapi tidak pernah benar-benar memahaminya. Berpikir besar adalah gaya hidup Donald trump. Saya belajar darinya bahwa untuk benar-benar berpikir besar, anda harus mengenyahkan kenyamanan dari perasaan tidak nyaman anda. Bahwa untuk mencapai kesuksesan anda tidak boleh menyerah. Setiap kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan. Donald trump mempunyai sikap mampu melakukan. Jadilah diri anda sendiri. Tuntut semua yang anda inginkan dalam kehidupan. Jangan biarkan orang lain mendesak anda. Bila seorang menindas anda, jangan tinggal diam dan menerimanya, lawan, hajar dan balas. Buat peraturan anda sendiri, dan jangan mempedulikan apa yang dipikirkan orang lain. Itulah Donald trump. Melalui sikap dan contohnya, Donald trump mengajari saya cara berpikir besar sebenarnya. Dan kini saya menjalani kehidupan dengan energy yang besar, cita-cita yang lebih besar, dan penghasilan yang jauh lebih besar.

Sikap baru saya ini banyak meningkatkan kepercayaan diri saya. Saya tidak kesulitan membuat rencana besar dan mengejar selebriti besar, entah itu warren buffet, ruppert Murdoch, atau bahkan presiden Clinton. Tadak ada lagi yang menakutkan saya. Kehidupan pribadi dan cara berbisnis saya berubah setelah saya bertemu Donald trump. Saya lebih menghargai diri sendiri saya yang kemudian merembes pada kehidupan pribadi saya. Saya menjadi seorang jutawan, saya menjadi suami yang lebih baik bagi istri dan anak-anak saya. Iastri saya menyukai sikap baru saya dan anak saya menghormati diri saya yang baru. Kehidupan mereka juga berubah. Setelah melihat kerumunan orang 50.000, putra saya Dylan, menjadi lebih tertarik pada bisnis. Setelah mendengarkan Donald trump, kedua putra saya, ediva dan vera, menjadi lebih bergairah menjalankan kehidupan.

Saya bekerja 24/7 pada hari-hari menjelang Wealth Expo pertama kami yang pertama di New York pada tahun 2004. Pada jam empat pagi pada hari pertama expo, saya berada di tokok kue 24 jam di dekat Jakob K. Javits Convention Center, membeli kue ulang tahun untuk salah seorang anggota tim. Ia mengorbankan hari ulang tahunnya demi expo sehingga saya sepatutnyalah melakukan ini. Saya di telepon oleh Harry javer, pengelola expo tersebut. Ia bilang “ cepat kemari, kita punya masalah besar. Ada banyak orang mengerumuni dan menghalangi pintu masuk. The javits expo kacau balau. Mereka belum pernah melihat kerumunan massa sebelumnya, pada jam 4 pagi pula”.

Ketika kai menyelenggarakan mega-expo pertama pada tahun 2004, kami tidak membayangkan hal seperti ini. Jika kami member tahu orang bahwa kami akan mendatangkan lebih dari 30.000 orang pada acara kami yang pertama, pasti ia tidak akn percaya. Malah sebagian besar pakar bahkan mengatakan kami kami tidak mendatangkan 5000 orang. Pada hari pertama , barisan orang yang mengantri di pintu masuk javits center panjangnya hingga delapan blok. Kami menghabiskan banyak uang untuk mempromosikan acara ini. Semua orang ingin bertemu Donald trump dan ingin mempelajari rahasianya. Promosi berhasil, sehingga banyak orang berdatangan. Ini adalah impian seorang pengusaha yang menjadi kenyataan. Saya melakukan taruhan besar, dan saya memenangkannya. Saya kini menganut strategi Berpikir Besar Donald trump.

Setelah expo yang pertama ini The Learning Annex melanjutkan penyelenggaraan Wealth Expo bersama Donald Trump, dan semuanya berlangsung gemilang. Di san fransisco, lebih dari 70.000 orang hadir dan dua minggu kemudian di los angeles ada 62.500 orang yang datang. Sebuah pengalaman yang luar biasa. Semua berlangsung dengan luar biasa. Jadi saya menelpon trump dan mengatakan padanya keinginan saya untuk mengontraknya untuk tahun berikutnya untuk menggelar hingga 20 acara. Ia bilang “ hebat, tapi semua orang datang karena saya. Saya ingin kenaikan honor”. Saya bilang “ tidak, pak trump, sayalah yang bekerja keras dan saya lah yang mengiklankan semua ini. Karena itulah acaranya berhasil”. Ia menjawab “ omong kosong. Semua ini karena saya. Sekarang , saya menginginkan bayaran satu setengah juta dollar”. Dan tahukah anda? Saya setuju, karena ia layak mendapatkannya.
Saya menghormati Donald trump.Ia mengubah kehidupan bisnis, pribadi, dan keuangan saya. Saya berhutang budi padanya.saya senang bisa berbagi kepada anda.

(repost by MZ Omar, ST)

Friday, November 26, 2010

Kunjungan ke BMT Cengkareng

 Alhamdulillah, hari kamis pagi kemarin tgl 25/11/10, saya, Pak Heydar & Pak Bayu bersilahturahim ke kantornya Pak Zar di BMT Cengkareng. Sebenarnya nyaris pertemuan di-reskedul ke hari lain karena ada urusan mendadak dari tuan rumah. Namun akhirnya kesampaian juga kemaren walau waktunya menjadi harus lebih awal, kalau td rencananya jam 9 berangkat dari BSD jadi jam 7.30! Tidak apa2 kawan, meskipun tiga2nya sdh bukan pekerja kantoran lg, aktivitas pagi bukan menjadi kendala toh he3... Tetap semangat! Apalagi karena memang sudah ada niat ingin ngobrol2 dgn Pak Zar yg selama ini selalu terkendala waktu, mengenai pembiayaan syariah dan peluang2 mikro bisnis yg mungkin bisa dimanfaatkan oleh rekan2 KMM Junction.  Terima kasih Pak Zar atas kesediaan waktunya, maaf juga akhirnya rada molor waktunya karena keasyikan berdiskusi.
Singkat cerita, banyak wawasan dan informasi baru yg kami dapatkan dari hasil pertemuan tersebut. Dari mulai gambaran operasional BMT secara umum hingga peluang2 yang bisa dimanfaatkan, terutama sebagai pelaku sektor real. Tidak salah memang kunjungan sebagian KMM Junction kali ini ke kantornya Pak Zar, yg syukurnya bagian dari KMM Junction juga. Kalo istilah Pak Heydar, banyak peluang utk sinergi bos he3...

Setelah kembali ke BSD pun, kami masih ngobrol2 di jalan dilanjut di Cafe Pinus dan ditutup dzuhur di Masjid Ar Rahman, banyak konsep & ide yg terlontar. Pastinya karena terbuka peluang dari masukan maupun informasi baru dari hasil kunjungan ini. Mudah2an, Insya Allah bisa berlanjut ke eksekusi bisnis yg lebih real lagi. Ga sekedar ngobrol2 ato itung2 diatas kertas saja ya bos!....
(Luthfi)
                                          Gimana gayanya... sudah mantep ya :p

Monday, November 15, 2010

Sapa Inspirasi Hari Ini

Kalo dipikir2 yang namanya fokus itu gampang-gampang sulit ya..seperti yang saya rasakan..begitu banyak hal yang ingin ditulis (baca:lakukan) tapi koq belum ada yang membuat ide meluncur dari kepaladi pagi ini, padahal semua kriteria bagi pemenuhan syarat nikmatnya kesegaran pagi ini sudah terpenuhi.
Saat ini saya ada ditempat usaha dipinggir pasar yang padat orang lalu lalang, padat penjaja berbagai kebutuhan hidup keseharian, dari mulai sayur mayur, pakaian, makanan kecil, mainan hingga bengkel motor...
Saya coba lepas-bebaskan mata untuk menyimak semua detail yang terjangkau mata..saya setel telinga saya untuk mendengar semua frekuensi suara, dari yang amplitudonya tertinggi hingga terendah..bahkan ketajaman pembauan hidung saya juga uji..apapun yang terbau saya coba serap..
Semua itu saya lakukan dengan harapan..ada saya temukan sebuah inspirasi..sebuah inspirasi untuk memantapkan usaha, (atau minimal inspirasi untuk menuliskan sesuatu yang bermanfaat buat bisnis saya & teman teman baik saya melalui media blog ini)..
Tetapi meski setiap hari saya hadir ditempat usaha ini..setiap hari mencoba menyimak tebaran realita guna menangkap inspirasi mendongkrak volume bisnis..& belum juga saya temukan langkah jitu itu...
Tapi saya tidak mau pusing dengan semua penantian yang belum terjawab itu...
Toh kalo dipikir pikir..hal yang sangat besar yang dimiliki oleh orang yang ingin berusaha sendiri..adalah keyakinan..keyakinan dan keyakinan
Lalu bagaimana keterkaitan keyakinan, fokus, effort,..mana yang lebih dulu?
Tidak mudah untuk dijawab dan memang ga penting-penting amat untuk dijawab..
Tapi yang paling mudah 'keyakinan' adalah langit yang melingkupi semua hal tertinggi..
Dan 'fokus' adalah tanah tempat berpijak..
Lalu bagaimana dengan 'inspirasi; effort/aksi usaha; daya tahan' bisa jadi adalah semua senyawa oksigen yang mampu membuat kita bergulir menjalani hidup..
Lagian kan akahir-akhirnya prosesnya akan sama...
seperti saat kita bayangkan kenapa seseorang berani investasi mendirikan bangunan baru mewah yang nantinya bakal jadi resto dijalan raya serpong yang sudah dipadati oleh terlalu banyak pilihan resto
ato seorang muda yang menggelar lapak kagetan jual ikan segar disamping kios saya sementara telah banyak penjual ikan yang lebih senior bermodal lebih banyak..
Akhirul kata..Do Things saat ini juga..bisa nulis ya nulis..belum ada inspirasi besar ya..yang kecil..
Perkara belum bagus..ya mohon maaf..
Setelah selesai..cari hal lain untuk dikerjakan..pilih sesuatu yang punya value untuk tarik orang bisa menukar dengan daya beli mereka..sykur-syukur daya beli berupa uang..paling tidak daya beli perhatian kan...(m.heydar)

Sunday, November 14, 2010

KMM Junction 2nd Meeting

 Bos Lutfi dan Bos Heydar lagi nyimak...
 Jadi Pak Bayu mau nawar rendang saya berapa? tanya Ica. Kata pak Bayu, tanya sama pak Ihsan..jawab pak Ihsan aku ikut aja...(hahahahaha...just kidding)
 Weits...hati2, ini calon konglomerat kalo lagi ngumpul selalu sangar....hehehehe...


Pak Bayu, lagi presentasi bisnisnya....Kite doakan semoga segera berjalan....

Hari sabtu kemaren tgl 13/11/2010 bertempat di BSD Junction-BSD Tangerang, alhamdulillah atas ijin Allah SWT KMM Junction bisa berkumpul pada pertemuannya yang kedua. Hadir juga mentor kami pak Ihsan Sabri yang banyak sharing tentang bagaimana mengelola KMM. Karena memang pertemuan kali ini kami memperkuat dulu pemahaman kami tentang KMM, sebelum berlanjut ke stage berikutnya.

Hasil pertemuan tersebut diantaranya:
Definisi MM diantarnya: membentuk lingkungan bisnis, problem solving bagi para pengusaha dan bagi start up, Sharing keberhasilan, saling support dalam marketing.
Pak Ihsan juga mengingatkan tentang pentingnya: Manajemen waktu, notulensi dan jalur komunikasi melalui milis dan blog (tugas pembuatan Blog: Pak Ical, pembuatan milis: Pak Omar)

Adapun hasil KMM adalah:
1. Disepakati pertemuan 2 minggu sekali
2. Diskusi dibagi waktunya: 2 menit pembukaan oleh ketua, selebihnya setiap peserta sharing 10 menit/orang, dan selanjutnya saling berbagi ide dan saran.
3. Isi acara dapat juga dilakukan Presentasi Produk, bedah buku, dan studi banding (KMM dan Bisnis)

Demikian Field Report yang bisa ane catet.....yang belum hadir harap segera merapatkan barisan, karena kalo nggak ketinggalan kereta....

Wassalamu alaykum

Motivasi

Terkadang cuma dibutuhkan sedikit aja pergeseran posisi untuk bisa melihat kehidupan yang lebih baik, tapi karena malas dan menunda lebih banyak orang memutuskan untuk menderita seumur hidup di posisinya sekarang...#RAMOtivation

Semuanya dimulai dari Impian

August 8th, 2008 // 11:42 pm @ antonhuang
Saya memulai blog ini juga dari impian..Impian ingin berbagi, sharing motivasi dan inspirasi bisnis,cerita-cerita motivasi… Saya punya impian ingin mencetak entrepreneur2, pengusaha2 di negara kita ini, Indonesia tercinta..
Impian memegang peranan paling besar dalam kesuksesan seseorang. Seperti kata Stephen Covey dalam bukunya 7 Habbits : “Mulailah dari Impian”. Bahkan Stephen R Covey ini bilang seperti ini :”Mulailah dari yang akhir”. Dia meminta kita seolah-olah kita sudah meninggal dunia, dia meminta kita membacakan kata-kata apa yang akan kita bacakan pada diri sendiri :”orang ini sperti apa?” “Orang ini bagaimana”
Jadi kita harus membayangkan apa yang kita mau dulu, apa yang kita impikan dulu. Impian inilah yang menjadi motor penggerak. Inilah yang akan membangkitkan kita kalau kita jatuh..
So, apa impian anda?
Kalo sudah mempunyai impian, buatlah goalnya.. tujuan jangka pendeknya..
So, apa goal anda dalam 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan ke depan???

Renungan Andy Noya "Kick Andy"

Berikut isi inti dari artikel ini tentang renungan kisah sukses Andy Noya “Kick Andy”..
Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta . Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana . Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado
yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda? malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang
mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah.

Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku, terutama buku baru,
sungguh membuat pikiran terang dan hati riang. Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi. Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia . Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia . Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA. Karir sayaterus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan
Metro TV.
Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.
Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya . Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah.
Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang sebenarnyasia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil datang. Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya
dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.
Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju. Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju waktu
itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu. Dalam sebulan,order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit itulah kami – ibu, dua kakak, dan saya – harus bisa bertahan hidup sebulan.
Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir
bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan. Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?
Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.
Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat.vMereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati nurani.
Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti. Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa. ”Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado
langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,” ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, “Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras.” Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat. Dengan karir yang terus meningkat dan gaji
yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak. Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang,sungguh ujian yang berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh. Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena
terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok. Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion.
Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung. Sang ibu, yang ecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera
luluh. Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.
Cerita pengalaman kehidupan dari “Kick Andy” Andy Noya Metro TV..
Refleksi:
Mengapa harus sombong dengan kekayaan yang kita miliki, karena kekayaan tiada berguna sama sekali, lebih baik menghidupkan lagi rasa toleransi yang ada pada diri untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.. (Kaya sombong aja bisa buat Tuhan Marah, Apalagi kalo miskin sombong)…